Nama: Muhammad Mauridi RahmanNIM : 2018122118Kelompok :4 Assalamualaikum para pembelajar hebat kelas dunia! Yuk kembali belajar bersama Laboratorium Multimedia Pembelajaran.Pada Video Presentasi Pembelajaran kali 9nNKXnW. - Nabi Ayyub As adalah putra Nabi Ishaq As. Sedangkan Nabi Ishaq sendiri merupakan anak kandung Nabi Ibrahim As. Maka, Nabi Ayyub As ialah cucu langsung dari Nabi Ibrahim As. Semasa hidup, Nabi Ayyub As terkenal sebagai salah satu utusan Allah SWT yang mendapatkan begitu banyak cobaan dan datang secara bertubi-tubi. Kendati demikian, ia tetap sabar dalam menghadapi ujian dari Sang Maha Pencipta tersebut. Cobaan yang dialami Nabi Ayyub As itu terjadi tidak hanya satu atau dua macam saja. Namun, begitu banyak ujian yang dialami. Baik yang membawa dampak positif maupun negatif. Sebagai seorang nabi, ia tetap beriman dalam menjalani segala tantangan Nabi Ayyub Beberapa ujian yang dialami oleh Nabi Ayyub As dan layak menjadi kisah teladan, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Kaya Raya Namun DermawanDikisahkan bahwa Nabi Ayyub As merupakan seorang nabi yang sangat kaya raya. Harta bendanya melimpah ruah. Meskipun tak kekurangan apa pun dalam menjalani kehidupan, ia tetap beriman kepada Allah SWT. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai seorang yang dermawan. Diceritakan bahwa Nabi Ayyub As suka membagi-bagikan harta bendanya. Baik berupa memberi makan untuk para fakir miskin, menyantuni janda, anak yatim, serta ibnu sabil. 2. Sabar Ketika MiskinSaat kondisinya sedang kaya raya, ujian yang datang dihadapi dengan menjadi orang yang dermawan. Demikian pula kala Allah SWT memberikan cobaan berupa kemiskinan. Ketika harta bendanya itu telah habis dan tidak menyisakan apa pun, Nabi Ayyub As sangat sabar menghadapinya tanpa merubah rasa ketakwaan kepada yang Maha Kuasa. Selain sangat sabar saat harta bendanya habis, Nabi Ayyub As juga terkenal sabar ketika menghadapi cobaan lainnya sepanjang hidup. Dituliskan oleh Yunahar Ilyas dalam Nabi Ayyub AS 1 yang dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, Nabi Ayyub dikenal dengan kesabaran saat menanggung penderitaan yang menimpa setelah mendapatkan segala macam nikmat dan kesenangan dari Allah SWT. Hal tersebut terjadi ketika ia menderita penyakit kulit yang luar biasa sehingga memaksanya harus terusir dari kampung halaman sendiri. Berbicara mengenai kesabaran yang dimiliki Nabi Ayyub As, Allah SWT sudah berfirman melalui Al-Qur'an surah Sad ayat 44 dengan bunyi وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا ۚ نِعْمَ الْعَبْدُ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ Artinya "Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput, maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia Ayyub seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhan-nya". 3. 18 Tahun Menghadapi UjianDalam sebuah hadis riwayat Anas ibn Malik, disebutkan bahwa "Sesungguhnya Nabiyullah Ayub alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. "Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya,".Seperti dikutip laman NU Online dalam judul "Kisah Nabi Ayub dan Kesabarannya" oleh M. Tatam Wijaya, Nabi Ayyub As mengalami masa yang sangat sulit dalam menghadapi cobaan itu. Bahkan, seluruh keluarga menjauh lantaran penyakit yang diderita serta kondisi sang nabi yang mulai kehilangan harta benda. Meskipun demikian, ada satu orang istri dan dua saudara yang tetap setia menemani beliau dan selalu memberikan makan. Setelah sekian lama mengalami penderitaan, jika berdasarkan hadis di atas waktunya adalah sekitar 18 tahun, kemudian Nabi Ayyub As memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ia meminta agar penyakitnya segera diangkat dan mendapatkan kesembuhan. Al-Quran surah al-Anbiyâ’ ayat 83 dan 84 mengisahkannya sebagai berikut فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ Artinya "Dan ingatlah kisah Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang". "Maka Kami kabulkan doanya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan jumlah mereka sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami". Alhasil, Nabi Ayyub As memperoleh kesembuhan atas penyakit yang sudah diderita selama belasan tahun dan ia kembali menjalani kehidupan seperti layaknya yang dijalani sebelum hal itu juga Kisah Nabi Yakub As & Teladannya Menjaga Kerukunan dalam Keluarga Kisah Teladan Nabi Yusuf As Menjaga Hawa Nafsu dari Maksiat - Pendidikan Kontributor Beni JoPenulis Beni JoEditor Dhita Koesno Web server is down Error code 521 2023-06-15 104537 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d7a397e0839b7b5 • Your IP • Performance & security by Cloudflare KETELADANAN NABI YUNUS AS DAN NABI AYYUB AS GURU PEMBIMBING Dra. MUHARNING NAMA ................................ KELAS ............................... NO. ABSEN .............................. MTs NEGERI MODEL BABAT TP. 2015 - 2016 KISAH NABI YUNUS ALAIHISSALAM Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah yang lurus dan malah menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus Nabi Yunus alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi mereka menolak beriman kepada Allah dan tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk, mereka mendustakan Nabi Yunus alaihissalam, mengolok-olok dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya dan mengancam kaumnya dengan adzab Allah, kemudian ia pergi meninggalkan mereka. Ketika itu, kaum Yunus telah mengetahui, bahwa Nabi Yunus telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin adzab akan turun dan bahwa Yunus adalah seorang nabi, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kembali kepada-Nya, dan menyesali sikap mereka. Ketika itu, kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut adzab menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya. Allah Ta’ala berfirman, “Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka kaum Yunus itu beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” QS. Yunus 98 Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum mengizinkannya, maka Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam. Oleh ketika itu, kapal yang ditumpangi membawa barang-barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian melempar dirinya ke laut. Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya, maka ikan itu melakukannya. Ia menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan merobek dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Ketika Yunus mendengar ucapan tasbih dari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu Yunus berdoa, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, “Dan ingatlah kisah Dzun Nun Yunus, ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” QS. Al Anbiyaa’ 87-88 Para ulama berselisih tentang berapa lama Nabi Yunus tinggal di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari, sedangkan menurut Abu Malik, empat puluh hari. Mujahid berkata dari asy-Sya’bi, “Ia ditelan di waktu duha dan dimuntahkan di waktu sore.” Kemudian Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus ke pinggir pantai, lalu Allah tumbuhkan di sana sebuah pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus dan menjaganya dari panas terik matahari. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” QS. ash-Shaaffaat 145-146 Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan yang keadaannya seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut. Lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.” Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi Yunus alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya, “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” QS. ash-Shaaffaat 147-148 Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Yunus ailaihissalam dalam Alquran, Dia berfirman, “Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat di masanya.” QS. Al An’aam 86 Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga memuji Nabi Yunus alaihissalam dalam sabdanya, لاَ يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى “Tidak layak bagi seorang hamba mengatakan, “Saya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam lebih baik daripada Yunus bin Mata.” Muttafaq alaih Beliau mengucapkan demikian karena tawadhunya. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian karena sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya lebih utama di atas para nabi yang lain. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian untuk menghindari adanya sikap orang bodoh yang merendahkan martabat Nabi Yunus karena kisah yang disebutkan dalam Alquran, wallahu a’lam. Dan tentang doa Nabi Yunus alaihissalam, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ “Doa Dzunnun Nabi Yunus alaihissalam ketika di perut ikan adalah “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Sesungguhnya tidak seorang muslim pun yang berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah akan mengabulkan doanya.” HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Keteladanan yang dapat dipetik dari kisah Nabi Yunus. Bahawasannya seorang yang bertugas sebagai da’i – juru dakwah harus memiliki kesabaran dan tidak boleh cepat-cepat marah dan berputus asa bila dakwahnya tidak dapat sambutan yang selayaknya atau tidak segera diterima oleh orang-orang yang didakwahinya. Dalam keadaan demikian ia harus bersabar mengawal emosinya serta tetap meneruskan dakwahnya dengan bersikap bijaksana dan lemah lembut, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 125 yang bermaksud “Serulah, berdakwahlah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik { sopan dan lemah lembut } .” Di dalam diri Nabi Yunus Allah telah memberi contoh betapa ia telah disesalkan atas tindakannya yang tergesa-gesa kerana kehilangan kesabaran, meninggalkan kaum Ninawa, padahal mereka masih dapat disedarkan untuk menerima ajakannya andaikan ia tidak terburu-buru marah dan meninggalkan mereka tanpa berunding lebih dahulu dengan Allah yang telah mengutusnya. Atas pelanggaran yang telah dilakukan tanpa sedar Allah telah memberi hukuman kepada Nabi Yunus berupa kurungan dalam perut ikan paus sebagai peringatan dan pengajaran agar tidak terulang lagi setelah ia diberi ampun dan disuruh kembali ke Ninawa melanjutkan dakwahnya. Dunia Nabi ~ Nabi Ayub adalah cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim as. Seluruh umat manusia mengenal beliau sebagai sosok seorang Nabi Allah yang memiliki tingkat kesabaran yang paling tinggi dalam menghadapi cobaan dari Allah swt. Kekuranagan harta benda, menderita sakit yang berkepanjangan, dan bahkan kehilangan nyawa anak-anak beliau, semua itu tidak dapat meruntuhkan benteng keimanan Nabi Ayub as. Justru sebaliknya, semua itu semakin menambahkan cinta dan ketaatannya kepada Allah swt. Beliau senantiasa beribadah kepada Allah swt, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan kaya maupun miskin. Di negeri tempatnya berpijak beliau dan keluarganya dikenal sebagai orang yang kaya-raya lagi dermawan. Harta yang melimpah ruah, rumah dan gedung-gedung indah yang dimilikinya, perhiasan emas dan perak, serta tanaman dan hasil bumi yang dihasilkannya, tidak menjadikan beliau sombong dan angkuh. Justru beliau dan keluarga istri dan anak-anaknya selalu membantu orang-orang fakir yang miskin, anak-anak yatim, dan janda-janda tua yang hidupnya serba kekurangan. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun dari penduduk setempat yang meminta bantuan kepada keluarga Nabi Ayub, pulang dengan tangan hampa. Tidak heran, apabila seluruh orang memuji atas kebaikkan dan kedermawanan beliau. Sanjungan tersebut tidak hanya datang dari golongan manusia, bahkan para malaikat pun turut memuji amal saleh yang dilakukan oleh Nabi Ayub as. Cobaan Untuk Nabi Ayub Nabi Ayub dikenal sebagai nabi yang sangat kuat keimananya. Iblis merasa cemburu dan sakit hati mendengar pujian malaikat terhadap kekuatan iman Nabi Ayub. Iblis merayu Nabi Ayub agar meninggalkan perintah Allah .Namun, hal itu tidak berhasil. Iblis menemui Allah dan berkata, “Tuhan, Ayub itu sebenarnya tidak ikhlas sujud kepada-Mu. Dia hanya menginginkan nikmat kekayaan dan anak sebagai pewarisnya.” Allah ingin membuktikan bahwa Nabi Ayub memang seorang yang beriman, sabar, dan tabah dalam menghadapi segala ujian. Kemudian, Allah memberikan izin kepada iblis untuk menghasut Ayub agar lalai beribadah. Iblis memusnahkan seluruh harta benda Nabi Ayub. Nabi Ayub pun menjadi bangkrut. Kemudian iblis merobohkan rumah Nabi Ayub. Seluruh anak-anak Nabi Ayub yang berada di dalam rumah meninggal. Kemudian, iblis menyamar sebagai seorang lelaki. Iblis itu berkata kepada Nabi Ayub. “Tiada berguna engkau rajin beribadah karena Allah Yang Maha Kuasa itu pun tidak mau menyelematkanmu.” Nabi Ayub menjawab, “Wahai iblis, semua yang aku miliki selama ini adalah pinjaman dari Allah saja. Kini sudah tiba saatnya Allah mengambilnya. Hanya Allah yang berkuasa atas segala-galanya.” Iblis sangat marah, dia menemui Allah lagi dan menyatakan kekecewaannya. Untuk ketiga kalinya, Allah memberikan izin kepada iblis untuk mengganggu kesehatan Nabi Ayub. Iblis memasukkan sesuatu penyakit yang tidak ada obatnya ke dalam tubuh Nabi Ayub. Nabi Ayub menahan rasa sakit selama bertahun-tahun. Namun, segala rasa sakit tidak menghalangi ibadah Nabi ayub. Penyakit Nabi Ayub semakin lama semakin parah. Sekalipun demikian, Nabi Ayub tetap tabah dan menerimanya sebagai cobaan dari Allah swt. Keimanannya kepada Allah swt tidak berkurang sedikitpun, justru beliau semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Iblis sangat kecewa dan tidak puas dengan ketabahan Nabi ayub. Dengan demikin usaha iblis menjadi sia-sia. Kesembuhan Nabi Ayub as Penyakit Nabi Ayub sangat parah sehingga ia hanya dapat berbaring. Semakin lama kondisinya semakin memburuk. Penyakit ini ia derita sudah 18 tahun. Masyarakat di sekitarnya melupakan kedermawanan Nabi Ayub. Selama beliau sakit, seluruh penduduk disekitarnya mengasingkan dirinya. Hanya istrinya yang mengurus segala keperluan Nabi ayub. Namun, iblis selalu menghasut istri Nabi Ayub yang bernama Rahmah. Iblis membisikkan kebencian ke dalam hati istri Nabi Ayub. Pada suatu hari, istri Nabi Ayub mengatakan hal-hal yang menyakiti Nabi ayub. Nabi Ayub pun sangat sedih. Ia bersumpah apabila ia sembuh kelak, ia akan memukul istrinya sebanyak 100 kali. Pada saat kondisi Nabi Ayub semakin lemah, Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Hentakanlah kakimu sehingga muncul air yang sejuk untuk mandi dan minum.” Nabi Ayub menghentakan kakinya ke tanah sehingga air keluar. Air tersebut digunakan untuk mandi dan minum Nabi Ayub. Tidak lama kemudian, tubuh Nabi Ayub kembali sehat. Bahkan. Ia lebih sehat dan kuat dibanding sebelumnya. Setelah sembuh, istri Nabi Ayub kembali kepada suaminya Nabi Ayub teringat dengan sumpahnya. Namun, ia tidak sampai hati memukul istrinya. Oleh karena itu, ia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Setelah itu, turunlah perintah Allah agar Nabi Ayub melaksanakan sumpahnya. Ia diperintah memukul istrinya menggunakan 100 helai rumput yang diikat. Kisah Nabi Ayub ini telah diceritakan dalam Al-Quran Surat Shaad ayat 41-44 yang artinya, “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan” Allah berfirman. “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput, setelah itu pukullah dengan ikatan rumput itu kepada istrimu agar kamu tidak melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia Ayub seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya” Kesabaran Nabi Ayub dapat dijadikan contoh bagi kita. Sebaiknya kita tidak cepat mengeluh pada saat menghadapi kesusahan dan hidup. Keteladanan Nabi Ayyub AS Dari kisah Nabi Ayyub yang telah kita pelajari, banyak keteladanan yang dapat kita temukan di sana, antara lain adalah Dermawan Selalu beribadah kepada Allah Tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan Nabi Ayyub telah mendapatkan cobaan dari Allah secara beruntun. Semua ujian tersebut dijalaninya dengan sabar dan tabah. Beliau tidak pernah mengeluh, apalagi protes dengan cobaan yang diberikan Allah padanya. Kesabaran dan ketabahannya tersebut ternyata pada akhirnya dapat mengembalikan nikmat Allah yang dulu pernah diterimanya. Sabar menurut Islam adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh, serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran. Sabar merupakan akhlaq mulia yang muncul dari dalam jiwa, dapat mencegah perbuatan yang tidak baik. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.”QS. Al Baqarah 45 Seorang siswa juga harus bersabar dalam menuntut ilmu. Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya. Yahya bin Abi Katsir mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Maka dari itu, untukmemperoleh ilmu kita harus berusaha sekuat tenaga dan selalu bersabar jika belum berhasil. Nabi Ayyub ditinggal istrinya pergi di saat sakit, kemudian istrinyaa kembali lagi sewaktu Nabi Ayyub telah sembuh. Meski demikian Nabi Ayyub tidak tega jika harus melaksanakan janjinya, yaitu memukul istrinya 100 kali. Akhirnya untukmelaksanakan janjinya itu Nabi Ayyub hanya memukul istrinya sekali menggunakan seratus lidi. Dari kisah ini dapat kita teladani bahwa memaafkan harus diutamakan dan kita tidak diperbolehkan untuk balas dendam. Meneladani perilaku Nabi Ayyub. Allah telah menganjurkan kepada kita agar selalu beramal. Dalam Al Quran Allah telah berjanji akan melipatgandakan amal kita sebanyak 700 kali. Dalam beramal harus disertai rasa ikhlas dan niat kita hanya mengharapkan rida Allah. Amal akan sia-sia jika disertai dengan mengungkit-ngungkit pemberian kita, berniat agar dipuji dan dikagumi orang, serta niat agar diberi imbalan. Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah tidak hanya berupa salat, puasa, zakat maupun haji. Berbuat baik kepada sesama manusia, hewan dan menjaga lingkunga kita juga termasuk ibadah. Namun demikian, sebagai seorang muslim kita tidak boleh sekali-kali meninggalkan ibadah wajib, yaitu salat, zakat, puasa dan haji bagi yang mampu. Kita beribadah dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah. Selain itu ibadah juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. 4. Sabar dan tabah dalam menghadapi segala cobaan. Manusia dalam kehidupannya tidak lepas dari cobaan. Sebagai orang yang beriman, kita harus sabar dan tabah dalam menerima cobaan Allah tersebut. Ingatlah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang beratnya melebihi kekuatan kita. Allah memberi cobaan kepada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan derajat keimanannya. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Rasulullah adalah orang yang pemaaf. Dia selalu memaafkan orang-orang yang bersalah kepadanya seberat apapun kesalahannya. Allah mengajarkan kepada kita untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain. Sebaliknya, kita dilarang memiliki sifat pendendam sebab sifat tersebut adalah sifat yang dimiliki oleh iblis. Memaafkan kesalahan orang lain memang sangat berat, namun jika kita mampu untuk melakukannya maka pahala di sisi Allah sangat besar. A. Kisah Nabi Yunus dan Nabi Ayyub dalam Al-Qur’an Nama Nabi Yunus disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak 4 kali, dan disebutkan dengan nama gelarnya 2 kali. Lihat pada An-Nisâ [4] 163, Al-Anam [6] 86, Yunus [10] 98, An-Nisâ [21] 87-88, Ash-Shaffât [36] 139-148, dan Al-Qalam [68] 48-50. Sedangkan Nabi Ayyub diceritakan dalam An-Nisâ [4] 163, Al-Anam [6] 84, AlAnbiya [21] 87-88, dan Shâd [38] B. Biografi Nabi Yunus dan Nabi Ayyub Nama lengkap Nabi Yunus adalah Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim. M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menjelaskan bahwa Yunus Ibn Matta lahir di Gats Aifar, Palestina. Konon, Nabi Yunus setelah sekian lama mengajak kaumnya ke jalan kebenaran tetapi mereka terus membangkang. Akhirnya meninggalkan mereka sambil mengancam jatuhnya siksaan Allah setelah empat puluh hari. Namun, beberapa sebelum berakhirnya masa itu, mereka melihat tanda-tandanya. Masyarakatnya menolak ajakannya sehingga beliau menuju ke Yafa, satu pelabuhan di Palestina, dan melaut menuju tempat yang dinamai Tasyisy, satu kota di sebelah barat Palestina, lalu beliau diturunkan ke tengah laut sehingga ditelan oleh ikan besar. Muhammad Basam Rusydi Az-Zain menceritakan biografi Nabi Yunus dan Nabi Ayyub didasarkan yang dikisahkan oleh Al-Quran sebagai berikut Di dalam hadis, Nabi Yunus disebutkan nama dan nasab garis keturunan melalui sabda Rasulullah Saw., Tidak dibenarkan seorang hamba mengatakan Aku lebih baik daripada Yunus bin Matta. Al-Quran mengenalkan Yunus dengan dua gelar Pertama, Sahib al-Hut “Maka bersabarlah engkau Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti Yunus orang yang berada dalam perut ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.” QS Al-Qalam [68] 48. Kedua, Dzun Nun, “Dan ingatlah kisah Dzun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap,”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” Al-Anbiya [21] 87.4 Nabi Ayyub as. adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Nabi Ayyub adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah ruah, dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Dia hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian dia tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan yang dikaruniakan kepadanya tak sampai melupakannya kepada Allah. Dia gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin. Makna dari kata Nabi Ayyub adalah Syadid al- Ub yang berarti banyak bertasbih kepada Allah Swt sebagaimana panggilan Allah Swt pada gunung-gunung …Ya Jibalu Awwibi Maahu… Wahai gunung-gunung dan burung burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud…, Saba [34] 10. Nabi Ayyub termasuk sebaik-baik hamba, firman-Nya ―…Sesungguhnya Kami dapati dia Ayyub seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat kepada Allah. Sad [38] 44. C. Kisah Nabi Yunus dan Nabi Ayyub serta umatnya 1. Kisah Nabi Yunus Muhammad Basam Rusydi Az-Zain dalam bukunya Madrasatul Anbiya‟ Ibar wal Adhwa‟ melukiskan kisah Nabi Yunus berikut ini Allah Swt. mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Nainawa yang terletak di bumi Irak. Disebutkan di dalam Sirah Nabawiyah Sejarah Nabi bahwa Rasulullah di hari ketika beliau hijrah ke Thaif dan diusir oleh penduduknya. Beliau berteduh di bawah sebuah pohon milik dua orang anak Rabiah. Keduanya pun mengirim Rasul sepiring anggur, melalui pekerja mereka berdua yang bernama Udas. Terjadilah percakapan antara Rasulullah Saw. dengan Udas, kamu berasal dari negeri mana? Tanya Rasul. ―Dari Nainawa jawab Udas. Rasulullah Saw. bertanya kembali, ―Dari negeri seorang laki-laki shaleh yang bernama Yunus bin Matta? Udas menjawab, ―Apakah engkau mengetahui tentang Yunus bin Matta? Rasul menjawab, ―Ia adalah seorang Nabi, dan aku pun seorang Nabi. Akhirnya Udas pun masuk Islam. Nabi Yunus bin Matta pergi menemui penduduk Nainawa. Mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah Swt. dengan hikmah serta nasihat yang baik. Namun mereka mendustainya, memberontak, dan tetap bersikeras kepada kekafiran mereka. Beliau mengingatkan mereka akan neraka yang menyala-nyala, serta mengancam mereka dengan azab jika mereka tetap tidak mau beriman, lalu beliau pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Setelah Nabi Yunus meninggalkan Nainawa dalam keadaan marah, Allah Swt. membersitkan di dalam hati kaumnya untuk kembali dan bertobat kepada Allah Swt. Mereka pun menyesali perbuatannya. Dengan rahmat-Nya Allah Swt. pun menghilangkan azab tersebut dari mereka, dan memberikan mereka kenikmatan sampai pada batas waktu tertentu. Allah Swt. Berfirman “Maka mengapa tidak ada penduduk suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka kaum Yunus itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang meng-hinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.” Yunus [10] 98. Nabi Yunus tidak mengetahui jika kaumnya telah taat dan tunduk kepada Allah Swt., serta rahmat dan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Nabi Yunus tetap melanjutkan perjalanannya, menumpang di salah satu kapal, firman Allah Swt. “Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul 139, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan” 140 As-Saffat [37] 139- 140. Saat beliau berada di tengah-tengah para penumpang, tiba-tiba ombak lautan mengganas. Kapal pun menjadi oleng dan terombang ambing dengan penumpang di dalamnya. Muatan kapal pun menjadi semakin berat. Para penumpang telah sepakat untuk mengurangi muatan kapal, dengan melempar sebagian penumpangnya ke dalam air demi keselamatan penumpang lainnya. Lalu diundilah nama-nama yang akan dilemparkan ke laut, keluarlah nama lelaki shaleh ini, Nabi Yunus Ia sama sekali tidak merasa ragu dengan hasil undian, dengan cepat dia melepaskan pakaian, dan menceburkan tubuhnya ke dasar laut. Allah Swt. mengirimkan seekor ikan Paus yang menelan beliau tanpa memakan. Allah Swt. mewahyukan kepada ikan Paus untuk tidak memakan dan tidak meremukan tulang tulang Nabi Yunus “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. As-Saffat [37] 142. Ikan Paus ini berkeliling menjelajahi dasar lautan dengan Nabi Yunus di dalam perutnya. Nabi Yunus pun mendengar ikan Paus bertasbih dan memuji Ar- Rahman Yang Mahapengasih. Dia juga mendengar tasbih batu-batu karang untuk sang Pencipta bumi, serta mendengar tetesan air yang mengagungkan Sang Pencipta Langit. Allah berfiman, Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepa-da Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.» Al-Isra [17] 44. Nabi Yunus menetap di dalam perut ikan beberapa hari lamanya, Dia pun menyeru dalam kegelapan laut dan kedalaman dasarnya, mengakui bahwa dia telah menzalimi dirinya sendiri. Dia pun meminta Allah Swt. untuk menyelamatkannya dari kesusahan yang dideritanya, “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia ber-doa dalam keadaan yang sangat gelap,”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” Al-Anbiya [21] 87 Allah Swt. lalu mewahyukan kepada ikan Paus untuk memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya ke daratan tandus, “Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.” As-Saffat [37] 145. 2. Kisah Nabi Ayyub Muhammad Basam Rusydi Az-Zain dalam bukunya Madrasatul Anbiya‟ Ibar wal Adhwa melukiskan kisah Nabi Ayyub berikut ini Nabi Ayyub adalah sosok laki-laki yang banyak harta. Beliau memiliki banyak hewan ternak, menguasai tanah yang luas serta anak-anak dan keluarga yang besar. Dalam waktu singkat hartanya menjadi ludes, anak-anaknya meninggal dunia, dan tanamannya rusak. Semua itu terjadi ketika Allah Swt. memberikan penyakit kepada anak-anaknya hingga mereka pun meninggal satu demi satu dan mengirimkan hama pada ladang dan tanamannya hingga rusak semua. Sedangkan Nabi Ayyub setiap kali datang musibah, beliau tidak henti-hentinya bertasbih, bertahmid dan bersabar atas cobaan yang menimpanya. Cobaan Nabi Ayyub tidak berhenti sampai disitu, Allah Swt. pun mendatangkan penyakit ke atas tubuhnya, hingga tubuhnya menjadi lemah. Istrinya datang ke rumah-rumah kaumnya untuk bekerja dan gajinya dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan suami dan dirinya sendiri. Dia sadar dan menerima keadaan suaminya yang dahulu kaya sekarang miskin, yang dahulu sehat sekarang sakit, yang dahulu kuat sekarang terbaring lemah. Suatu hari dia berkata kepada suaminya, ―Wahai Nabi Ayyub andai engkau berdoa kepada Tuhanmu, niscaya Dia akan meringankan bebanmu. Nabi Ayyub menjawab, ―Aku hidup sehat dan bahagia selama 70 tahun lamanya, apakah sedikit bagi Allah Swt. jika aku bersabar untuk-Nya selama 70 tahun? Keadaan semakin lama semakin sulit bagi istri Nabi Ayyub Orang-orang tidak mau menerimanya bekerja lagi dengan mereka, mereka beranggapan dia akan menularkan penyakit yang ada pada suaminya ke dalam rumah mereka. Karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan, sang istri pun menggunting habis rambutnya, dan menjual rambut tersebut dengan beberapa potong makanan. Namun dia terlambat dari waktu yang dia biasanya memberikan obat untuk sang suami, sang suami pun marah dan berjanji akan memukulnya. Sang istri pulang, dengan membawa beberapa potong makanan, dia bertanya kepadanya, ―Dari mana engkau mendapatkan semua ini? Sang istri pun membuka penutup kepalanya. Hati Nabi Ayyub pun tersentuh melihat pengorbanan dan kesetiaan sang istri. Nabi Ayyub pun berdoa kepada Allah Swt. supaya dia dibebaskan dari bala`Nya ini. “Dan ingatlah kisah Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Al-Anbiyâ [21]83. Allah Swt. mendengarkan doa Nabi Ayyub dan mengabulkan doanya. Bala dan penyakitnya pun diangkat darinya Walaupun begitu Allah Swt. tetap memerintahkan untuk mengambil berobat hingga sakitnya menjadi sembuh, firman-Nya, Allah berfirman, “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Sad [38] 42. Allah Swt. mengajarinya bahwa Dia meletakkan rahasia kesembuhan dari penyakitnya adalah dengan menghentakkan kakinya, yakni berolah raga badan, dan mandi dengan air mata yang sejuk dan meminum darinya. Nabi Ayyub pun melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan-Nya, dengan izin Allah Swt. sakitnyapun menjadi sembuh dan ia kembali seperti sedia kala. Untuk menunaikan sumpahnya kepada istrinya yang tulus, maka Allah Swt. telah mengajarkan Nabi Ayyub untuk memebebaskannya dari sumpahnya dengan memukulnya tanpa rasa menyakiti. Dengan mengumpulkan seikat rumput yang lembut, lalu memukulkannya kepadanya layaknya pukulan kekasih untuk kekasihnya, “Dan ambillahn seikat rumput dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah…” Sad [38] 44. Allah Swt. pun menggantikan untuk beliau keluarga yang lebih baik dari keluarganya yang telah meninggal dahulu, dan melipatgandakan hartanya. Artinya ―Dan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami lipatgandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat”. Sad [38] 43 D. Hikmah dan Keteladanan Kisah Nabi Yunus dan Nabi Ayyub 1. Bersikap sabar dan tidak mudah putus asa dalam berdakwah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada manusia. Kisah Nabi Yunus 2. Menyegerakan tobat dan meminta ampunan kepada Allah Swt ketika melakukan dosa. Kisah Nabi Yunus 3. Bersikap Sabar dalam menghadapi ujian dan musibah dari Allah Swt. Kisah Nabi Ayyub 4. Tetap istikamah taat kepada Allah Swt walaupun dalam kondisi sakit atau mendapatkan ujian musibah. Kisah Nabi Ayyub 1RPP 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan MTs. Mamba’ul Hisan Wanggar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas / Semester VIII Delapan / Gasal Materi Pokok Keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Alokasi Waktu 2 Pertemuan 4 x 40 menit A. Kompetensi Int 1. Menghayati dan mengamalkan ajara agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduligotong royong , kerjasama, toleransi, damai santun, responsifdan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif denagan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami ,menerapkan , menganalisis pengetahuan factual , konseptual , procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan ,teknologi , seni budaya, dan humaniora denagan wawasan kemanusiaan,kebangsaan , kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian , serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang sesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Kompetensi Menganalisis kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub 4,5 menceritakan kisah keteladanan Nabi YUnus dan Nabi Ayub C. Indikator Pencapaian Kompetensi Menjelaskan contoh keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Menjelaskan hikmah yang bisa di ambil dari kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Menunjukkan contoh orang/tokoh yang meneladani sifat Nabi Yunus dan Nabi Ayub Menyajikan cuplikan kisah-kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub D. Tujuan Pembelajaran Stelah peserta didik mengamati, menanya, mengeksplorasi , menalar dan merefleksi tentang kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub di harapkan peserta didik mampu menjelaskan contoh kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub menjelaskan hikmah yang bisa diambil dari Nabi Yunus dan Nabi Ayub cuplikan kisah -kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub 2E. Materi Pembelajaran Menjelaskan contoh kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Menjelaskan Hikmah yang bisa di ambil dari kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Menyajikan cuplikan cerita Kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi F. Metode Pembelajaran Pendekatan Saintifik Metode Observasi, Diskusi, Demonstrasi, PBL G. Media, Alat dan Bahan Sumber Pembelajaran Media print cerita bergambar Alat Komputer Sumber Belajar Lukman Chakin, Akhidah Ahlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VIII Jakarta Kementrian Agama RI 2015 Direktorat Jendral Pendidikan Islam H. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan 10 menit • Guru membuka pembelajaran dengan membaca Basmalah dilanjutka salam dan berdo’a Bersama • Guru membuka pelajaran dengan menyapa penuh kehangatan • Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk menjelaskan kisah keteladnan Nabi Yunus dan Nabi Ayub • Guru memberi apresiasi terhadap peserta didik atas jawaban yang ditanyakan • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran 2. Kegiatan Inti • Mengamati a. Peserta didik diajak mengamati lembaran cerita bergambar b. Peserta didik mendengarpenjelasan guru terkait dengan cerita bergambar • Menanya a. Guru mengarahkan peserta didik agar dapat bertanya sesuai gambar yang ada b. Guru memberikan format pertanyaan kepada peserta didik No Pertanyaan 1 2 3 4 • Menalar a. Setelah proses bertanya peserta didik agar diminta untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebutdengan cara membaca buku Teks b. Pada kolom Rangkuman guru menyampaikan materi penting yang harus dikuasai oleh peserta didik yang berkaitan dengan materi kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub • Mencoba 3a. Guru menyampaikan konsepatau permasalahan yang aan didiskusikan oleh peserta didik kisah-kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Kisah Keteladnan Nabi Yunus dan Nabi Ayub b. Membuat kelompok yang anggotanya 5 orang c. Guru memberikan penguatan yang berkaitan dengan materi Kisah Keteladnan Nabi Yunus dan Nabi Ayub • Mengomunikasikan a. Guru mengajak semua peserta didik Bersama menyimpulkan kajian materi b. Guru mengoreksi hasil peserta didik c. Guru mengajak peserta didik merefleksi terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan materi apa saja yang belum dikuasai, dan mengajak peserta didik untuk mengasosiasikan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. 3. Penutup 1. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan kajian embelajaran 2. Guru memberikan penekanan kepada peserta didik agar senantiasa berakhlak mulia sebagai implementasi kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub 3. Guru Bersama peserta didik menutup proses pembelajara dengan mengucapkan Hamdallah Bersama-sama. I. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian 1. Penilaian sikap a. Jenis/teknik penilaian Observasi b. Bentuk instrumen penilaian Lembar observasi c. Instrumen penilaian No. Aspek Skor 1 - 4 1 Tanggung Jawab menyelesaikan tugas yang diberikan bmenggunakan waktu secara efektif dan efisien peran secarasukarela setiap peristiwa yang memerlukan penanganan guru 4 2 Disiplin a. Hadir tepat waktu b. Mengikuti seluruh proses pembelajaran c. Mentaati prosedur belajar sesuai tugas d. Selesai tepat waktu 4 3. Kerja sama a. Melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam kelas b. Berbagi tugas dengan siswa lain tidak mendominasi c. Tidak mengganggu siswa lain d. Membantu mempersiapkan dan merapikan peralatan pembelajaran 4 4TOTAL SKOR 12 Pedoman penskoran 1Penskoran Skor 4, jika seluruh Indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 3, jika tiga Indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 2, jika dua Indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati Skor 1, jika hanya satu Indikator ditunjukkan oleh siswa yang diamati 2Pengolahan skor Skor maksimum 12 Skor perolehan siswa SP Nilai sikap yang diperoleh siswa SP/12 X 4 Rentang nilai sikap Nilai Predikat 2,33 ˂Nilai ≤ 2,66 B- 2,66 ˂Nilai ≤ 3,00 B 3,00 ˂Nilai ≤ 3,33 B+ 3,33 ˂Nilai ≤ 3,66 A- 3,66 ˂Nilai ≤ 4,00 A 2. Penilaian pengetahuan a. Jenis/teknik penilaian Tes tertulis b. Bentuk instrumen penilaian Uraian c. Instrumen penilaian No Butir Soal Skor 1 Jelaskan bagaimana kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub! 4 2 Sebutkan hikmah yang bisa diambil dari kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub 4 Jumlah 8 d. Pedoman penskoran 51 Penskoran Skor 4, jika jawaban benar dan lengkap Skor 3, jika jawaban benar tetapi kurang lengkap Skor 2, jika sebagian jawaban benar dan kurang lengkap Skor 1, jika hanya sebagian jawaban yang benar dan tidak lengkap 2 Pengolahan skor Skor maksimum 8 Skor perolehan peserta didik SP Nilai yang diperoleh peserta didik SP/8 X 4 3 Rentang nilai Nilai Predikat 2,33 ˂Nilai ≤ 2,66 B- 2,66 ˂Nilai ≤ 3,00 B 3,00 ˂Nilai ≤ 3,33 B+ 3,33 ˂Nilai ≤ 3,66 A- 3,66 ˂Nilai ≤ 4,00 A 3. Penilaian ketrampilan a. Teknik Penilaian Tes Praktek b. Bentuk Instrumen Uji Praktek Kinerja c. Kisi-kisi No Indikator Instrumen 1. Menjelaskan contoh keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Jelaskan contoh keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub 2. Menyajikan cuplikan kisah-kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Ceritakan kembali kisah keteladanan Nabi Yunus dan Nabi Ayub Pededoman penskoran Sangat baik = 4 jika penampilan benar dan lengkap Baik = 3 jika penampilan benar dan lengkap Kurang baik = 2 jika sebagian penampilan benar dan kurang lengkap 6 Tidak baik = 1 jika hanya sebagian penampilan yang benar dan tidak lengka J. Pengayaan Bagi peserta didik yang sudah menguasai materi pembelajaran , diminta untuk mengerjakan materi pengayaan yang sudah disiapkan oleh guru. guru mencatat dan memberikan tambahan niali bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan. K. Remidaial Bagi peserta didik yang belum tuntas , guru sebaiknya mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang belum dikuasi oleh peserta didik . Berdasarkan dari identitas itu guru menyampaikan pembelajaran ulang yang sudah focus pada materi yang dianggap sulit oleh peserta didik . Pelaksanaan Remidial dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang esuai dengan keadaan. Mengetahui Nabire, 14 juli 2021 Kepala MTs. Mamba’ul Hisan Wanggar Guru Mata Pelajaran SITI NURHAYATI,SE, SUYANI, NIP NIP

keteladanan nabi ayyub dan nabi yunus